JurnalKota.net – Metro | Penambahan lahan TPU dan pembangunan drainase di jalan cempaka 1 sampai 12 menjadi prioritas pembangunan di Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro.
Hal itu disampaikan Lurah Yosomulyo Eko Triono, dimana untuk prioritas pembangunan di 2026 salah satunya penambahan lahan TPU ditanah Pemerintah, kemudian jalan tani di RW 14, selanjutnya ada pembangunan drainase di jalan cempaka 1 sampai 12 termasuk di jalan rekontruksi jalan pingled.
“Jauhnya angka PBB Kelurahan Yosomulyo dirinya akan melakukan pendekatan ke pamong setempat guna memberikan pemahaman agar taat membayar pajak,” ungkap Eko, saat wawancara usai Musrenbang, (05/02/2025).
“Hal-hal yang menjadi kendala PBB Kelurahan Yosomulyo, adanya NOP ganda yang akan diverifikasi oleh Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD),” tutur Eko.
“Kemudian adanya wajib pajak yang setelah ada transaksi jual beli pamong tidak tau kemudian patuknya masih atas nama yang lama, petuknya tidak bisa diserahkan karena pemiliknya tidak tau dari pihak kolektor dan RT dalam hal ini,” ucap Eko.
Eko menjelaskan, di Yosomulyo terdapat area persawahan yang pemiliknya merasa keberatan dengan nominal pajaknya, sehingga kami melakukan koordinasi dengan pamong untuk mensosialisasikan wajib pajak.
“Bahwa Yosomulyo kekurangan lahan pertanian yang disebabkan oleh semakin banyaknya penambahan lahan permukiman” papar Eko.
Dalam menyikapi kurangnya lahan pertanian Lurah Yosomulyo akan melakukan sosialisasi terhadap petani untuk mempertahankan pertaniannya.
Eko menambahkan, alih fungsi dari lahan pertanian menjadi permukiman, dalam hal ini kalau di 2023 sebelumnya 113,7 sekarang yang diverifikasi oleh pihak DKP3 103,0 tapi untuk luasan diverifikasi itu dari DKP3.
“Lp2b ada yang masih aman karena mereka tetap verifikasi dulu sebelum alih fungsi itu wajib hukumnya, dan kalau sudah zona merah tidak boleh dialih fungsikan,” kata Eko.
“Di Yosomulyo Ada perumahan PNS, perumahan griya pesona alam 1 dan 2, ada perumahan yang dibangun secara personal juga memiliki kawasan zona merah yang tidak boleh dialih fungsikan,” tukas Eko.
Sementara itu Walikota Metro Wahdi Siradjuddin, bahwa lahan pertanian Kota Metro sangat berkurang, Sebagai catatan di tahun 2014 432 hektare dan ini menjadi catatan, Metro inikan sebenarnya enggak luas hanya 74 meter persegi atau 7400 hektare dan lahan pertanian kalau dulu catatannya 2948 itu dititik yang mana, karena ketahanan pangan itu penting.
“Bapak Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa ketahanan bangsa yang besar ialah mempunyai ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat, efisiensi dan efektivitas dalam pembangunan,” ungkap Wahdi.
“Jadi kalau ada anggaran kita paling tinggi saat ini satu triliun lebih lima puluh miliar. mulai di 2021, 2022 saya kira ini menjadi perhatian kita semua, dengan mendukung bersama pembangunan di 2025 ini dan selanjutnya kita menginginkan Metro menjadi Kota yang baik,” pungkas Wahdi. |(Red).