Aparat keamanan Filipina menangkap seorang buronan yang diincar Amerika Serikat. Myrna Mabanza menjadi buronan AS karena dugaan mengirimkan uang ke pemimpin ISIS di Asia Tenggara pada 2016 lalu.
Penangkapan Mabanza dilakukan di Provinsi Sulu. Menurut Dewan Anti-Terorisme Filipina pada Kamis (15/2), Mabanza masuk daftar hitam teroris global Kemlu AS serta disanksi Dewan Keamanan PBB.
Mabanza terlibat pada pengiriman uang sebesar USD 100 ribu ke emir ISIS Asia Tenggara, Isnilon Hapilon. Kementerian Keuangan AS pada 2018 menyebut, Mabanza adalah perantara ISIS dan Hapilon.
Hapilon tewas pada 2017 lalu. Nyawa Hapilon melayang pada operasi perebutan kembali Marawi dari tangan ISIS.
Beberapa laporan menyebut, Mabanza membantu pengaturan perjalanan kelompok pro-ISIS dan Indonesia ke Filipina. Mereka berada di Filipina untuk membeli senjata dan melatih milisi lokal memegang senjata dan membuat bom.
“Penangkapan ini menandai catatan positif bagi upaya Filipina keluar dari daftar kelabu Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF),” kata dewan tersebut seperti dikutip dari Reuters.
Filipina menargetkan keluar dari daftar FATF pada 2024 ini.
FATF adalah organisasi antarpemerintah untuk membasmi pencucian uang dan pendanaan terorisme. FATF pada 2021 memasukkan Filipina dalam daftar kelabu karena menjadi tujuan pencucian uang kasino, dan kurangnya penuntutan kasus pendanaan terorisme.
Eksplorasi konten lain dari JURNAL KOTA
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.