Pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti, mengajak anak muda, khususnya perempuan, untuk tidak khawatir dan takut menyampaikan pendapatnya.
“Ya karena tadi saya persis menyinggung itu juga karena banyak dapat feedback dari anak-anak muda, terutama teman-teman muda yang perempuan yang jadi takut,” ujarnya kepada wartawan usai menghadiri Aksi Kamisan, di depan Istana Presiden, Jakarta, Kamis (15/2).
“Kalau menurut saya jangan takut. Karena teman-teman pasti ngerasain, deh, memang yang diciptakan ini politik ketakutan,” lanjutnya.
Bivitri pun menyinggung bahwa pelaksanaan pemilu yang disebut pesta demokrasi justru diperuntukkan bagi elite alih-alih untuk rakyat.
“Jadi kalau dibilang ini [pemilu] pesta demokrasi, yang pesta elitenya doang, kalau kitanya ditakut-takuti terus,” tuturnya.
“Dikit-dikit kalau sekarang misalnya, nih, saya sekarang ngomong dugaan kecurangan, pasti langsung [dibilang], ‘mana belum terbukti’, jadi terus ditakut-takuti,” kata dia.
Lebih lanjut, ia menegaskan anak muda mesti berani selagi yang disuarakan adalah kebenaran.
“Jangan bikin mereka menang. Saya pengin bilang kalau saya, sih, enggak takut, dan saya berharap, kata orang bijak keberanian itu menular,” ucapnya.
“Jadi saya berharap teman-teman terus berani. Kan kita yang benar. Ibaratnya ada orang nyolong, terus kita bilang, ‘dia nyolong, lo‘, terus yang disalah-salahin kita, terus kita takut, padahal kita enggak salah. Itu, kan, dunia yang aneh,” pungkasnya.