NII Crisis Center Gelar Diskusi ILmiah Kebangsaan Dengan Tema Cinta Tanah Air


Kebangsaan – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengatakan bahwa saat ini rasa cinta terhadap tanah air mulai terkikis oleh modernisasi, globalisasi dan arabisasi.

Menurut Ken bahwa cinta tanah air sangat penting keberadaanya, cinta dan kesetiaan terhadap tanah air adalah kewajiban dan dalam konteks tanah air Indonesia adalah yang digunakan Bangsa Indonesia untuk menyebut seluruh bumi Indonesia yang terdiri dari darat udara dan lautan. Istilah ini didasarkan pada konsep wawasan nusantara yang terbentuk dari kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia.

Bahkan menurut Ken Setiawan bahwa KH Muhammad Hasyim Asy’ari telah berhasil mencetuskan prinsip hubbul waton minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman). Konteksnya pada saat itu untuk membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia untuk mengusir para penjajah.

Ken Setiawan juga menyebut aplikasi cinta tanah air adalah taat dan kokitmen kepada kepada dan mematuhi hukum yang berlaku.

Jadi kalau ada yang mengaku taat pada negara tapi faktanya tidak menjalankan dan mematuhi aturan yang dibuat oleh negara ya berarti telah berdusta. Jelas Ken .

Sementara itu narasumber Ustad Abdul Qadir Baraja sebagai pimpinan pusat Khilafatul Muslimin mengaku sampai saat ini tidak mematuhi protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah yaitu protokol kesehatan dengan vaksin karena dianggap ada unsur kimia sementara khilafatul muslimin sampai saat ini sudah menggunakan herbal.

Cinta tanah air menurut Khilafatul Muslimin adalah prinsipnya kesatuan dan rahmatan lilalamin jadi harus mencintai seluruh bumi ini untuk diselamatkan.

Menurut Baraja, kesatuan yang dibuat dengan pikiran manusia dianggap tidak lebih baik menurut kesatuan Khilafatul muslimin yang katanya lebih jelas karena menyasar seluruh kehidupan.

Rencana khilafatul muslimin kedepan menurut Baraja bukan merebut negara, tapi akan merebut hati umat, masyarakat, aparat bahkan presiden agar bergabung ke khilafatul muslimin.

Dr Najih menanggapi statemen Ustad Baraja yang menurutnya Khilafatul Muslimin itu menghayal dan tidak jelas arahnya.

Dr Sapto juga menanggapi statemen tentang khilafatul muslimin yang sampai saat ini sebagai organisasi yang tidak taat pada pemerintah karena tidak mau mendaftarkan ke pemerintah sehingga perlu diwaspadai. [red]

@ Intermedia Corporation

Eksplorasi konten lain dari Jurnal Kota

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan