JurnalKota – Konstelasi calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) masih bisa berubah-ubah sebelum para masing-masing calon resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pengamat politik, M. Jamiluddin Ritongan memandang, Partai Demorkat memiliki peluang membentuk poros baru dengan Partai Golkar dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut dia, Demokrat dan Golkar memiliki kekuatan untuk mengusung bacapres dan bacawapres dari masing-masing partai. Sebab, suara keduanya di parlemen sudah melewati ambang batas pencalonan Presidential Threshold (PT) di mana Golkar mempunyai 85 kursi sementara Demokrat 54 kursi.
“Demokrat layak membentuk poros baru dengan Golkar, PT untuk itu cukup mengusung pasangan capres dan cawapres,” kata Jamiluddin saat dikonfirmasi awak media, Selasa (5/9).
Terlebih lagi partai berlambang bintang mercy dan pohon beringin tersebut memiliki hubungan mesra karena pernah membiduk kerja sama pada Pemilu 2004-2019 lalu.
“Secara historis Demokrat dan Golkar punya hubungan baik. Bahkan saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) presiden, Golkar menjadi koalisi yang loyal,” urainya.
Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini pun memandang, kerja sama politik antara keduanya tidak akan ada aroma pengkhianatan karena pernah menjalin hubungan baik hingga mengantarkan SBY dan Jusuf Kalla terpilih sebagai Capres dan Cawapres pada 2004-2009.
“Tidak ada sisi politis, sosiologis dan psikologis yang menghambat Demokrat dan Golkar berkoalisi. Semua itu menjadi modal untuk menyatukan Demokrat dan Golkar membentuk poros baru,” tutupnya.
Eksplorasi konten lain dari Jurnal Kota
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.