Pemerintah mempertimbangkan untuk menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membiayai program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Hal ini pernah diutarakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meninjau langsung uji coba makan siang gratis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, belum lama ini.
Pakar Pendidikan UM Surabaya Sri Lestari turut merespons hal tersebut. Perempuan yang kerap disapa Tari ini dan merupakan Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengatakan, kebijakan mengalokasikan dana BOS untuk membiayai program makan siang gratis perlu dikaji.
“Jika melihat kualitas pendidikan kita, sarana dan prasarana sekolah di seluruh Indonesia salah satunya diambil dari dana BOS. Selama bertahun-tahun dana Bos ini diandalkan oleh sekolah, mulai dari membayar biaya buku hingga gaji guru honorer,” ujar Tari dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Selasa (5/3).
Menurutnya, hal tersebut karena selama ini dana BOS saja belum cukup untuk memenuhi segala beban anggaran biaya pendidikan .
“Apalagi, jika dana BOS dipotong untuk program makan siang gratis justru mengakibatkan gaji guru honorer yang saat ini masih tidak layak menjadi semakin memprihatinkan,” tegas Tari.
Ia menyebut, program makan siang gratis tergolong baru. Seharusnya, program baru dirancang secara lebih detail termasuk darimana pos anggaran yang akan diambil. Bukan lalu mengambil pos anggaran yang sudah mapan sebelumnya.
Adanya program makan siang gratis untuk anak sekolah memang satu hal yang baik jika outputnya tepat sasaran yang berarti bahwa nantinya anak-anak sekolah bisa mendapatkan jaminan makan siang yang bergizi dan setara.
“Jangan sampai program makan siang ini kelak justru membebani APBN pendidikan kita yang justru berakibat pada semakin sedikitnya dana pendidikan sehingga berimbas pada kualitas pendidikan kita nantinya,” pungkasnya.
Eksplorasi konten lain dari JURNAL KOTA
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.