JurnalKota – PERJALANAN dalam mengarsipkan musik-musik Nusantara telah dilakukan oleh Irama Nusantara selama satu dekade lamanya. Untuk merayakannya, Irama Nusantara menggelar ‘Rangkaian Irama’ yang terdiri dari serangakain program.

Mulai dari pameran arsip musik populer Indonesia, forum diskusi, pemutaran film, hingga pertunjukan musik. Acara ini diselenggarakan di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta selama sebulan penuh mulai 16 September hingga 15 Oktober 2023.

“Ketika kami mendirikan Irama Nusantara pada 2013 silam, kami sangat yakin bahwa arsip merupakan salah satu kepingan vital yang kurang dari ekosistem ini. Selama bertumbuh di 10 tahun ini, berbagai obrolan hingga wacana bermunculan secara organik. Dari pendengar musik, kolektor, musisi, seniman, pegiat industri, hingga akademisi datang meramaikan aktivitas kami sehari-hari,” ucap Ketua Yayasan Irama Nusantara Dian Onno dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih, Minggu (10/9).

“Tidak jarang, arsip ini membantu menjembatani beberapa permasalahan, atau menghubungkan beberapa pihak yang sebelumnya tidak terhubung. Secara umum, arsip ini ternyata merangkai hal yang samar jadi lebih terpadu,” lanjutnya.

Adapun ‘Rangkaian Irama’ menyajikan empat program utama, yaitu pameran arsip Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas, kongres Konferensi Ria: Arsip Nusantara, forum diskusi Bisik-Bisik Musik, dan festival musik Irama Berdendang. Keempat program ini memberi pengalaman menyelami dekade lampau kultur-pop Indonesia sekaligus memantik diskusi tentang apa saja yang menarik dan penting untuk keberlangsungan musik Indonesia.

Pameran arsip Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas mengambil bingkai waktu tahun 1960 hingga 1969. Bisa dibilang, dekade ini adalah tonggak penting industri musik Indonesia. Pengunjung dapat melihat arsip yang dipamerkan dalam program ini selama sebulan penuh, mulai Sabtu, 16 September hingga Minggu, 15 Oktober 2023.

Selain itu, arsip dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas dipamerkan dalam tiga zona, yaitu zona yang memperlihatkan awal mula perkembangan industri musik populer Indonesia (pra 1960-an), kedua adalah zona yang memperlihatkan industri musik populer Indonesia di bawah kekuasaan Orde Lama (1960-1965), dan zona ketiga yang mengajak pengunjung menyelami potret industri musik populer di bawah kekuasaan Orde Baru (1966-1969).

Selanjutnya, program diskusi bertajuk Bisik-Bisik Musik yang dimaksudkan untuk mengangkat dialog terkait arsip musik populer Indonesia dari sudut pandang historis, industri, akademik, dan juga penggunaan Hak Kekayaan Intelektual. Beberapa topik yang dikemukakan dalam program ini antara lain “Mengakses Ingatan Musikal Lewat Arsip Visual,” “Arsip Inisiatif Kewargaan dan Kerja Komunitas,” “Menjaga Arsip Lokananta, di Masa Lalu, Kini dan Akan Datang,” hingga “Pengurusan HKI dalam Rilisan Ulang.”

Sebanyak sembilan sesi akan digelar dalam program ini dan terbuka untuk umum. Bisik-Bisik Musik digelar pada 14 Oktober 2023, pukul 12:30 hingga 18:00, dan 15 Oktober 2023, pukul 10:00 hingga 17:00. Tiap sesi akan melibatkan pemateri dan narasumber yang berpengalaman dan berkompeten dengan topik-topik terkait.

Program keempat sekaligus terakhir dari “Rangkaian Irama” adalah ‘Irama Berdendang’ yang akan digelar pada 14 dan 15 Oktober 2023. Lebih dari 20 artis akan terlibat dalam pertunjukan musik dengan konsep tribute, cover-version, dan DJ set.

Beberapa para artis pengisi Irama Berdendang adalah Diskoria yang akan membawakan lagu-lagu ‘Disko Klasik Indonesia’, Nonaria membawakan lagu-lagu dari album ‘Sampul Surat Nonaria: Sebuah Persembahan untuk Ismail Marzuki’, Bangkutaman memainkan ‘Seleksi Pop ’70-an Indonesia’, Kurosuke membawakan lagu-lagu ‘Pop Kreatif Indonesia’, The Panturas yang akan mempersembahkan pertunjukan penghormatan kepada Eka Sapta, dan Kenang-Kenangan Roekiah oleh Louise Monique & Galabby Thahira. Seleksi musik-musik Indonesia juga akan dibawakan oleh para DJ atau selector seperti Dangerdope, Udasjam, Midnight Runners, Dua Sejoli, dan Alunan Nusantara. Jangan lupa mampir kemari.


Eksplorasi konten lain dari Jurnal Kota | KoPI - Komite Pewarta Independen

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.