Unila Turunkan Tim Teknik Sipil untuk Bantu Atasi Banjir di Lampung

Bandar Lampung – Hujan deras yang mengguyur wilayah Lampung pada Jumat, 17 Januari 2025, menyebabkan banjir besar di beberapa daerah, termasuk Bandar Lampung.

Menanggapi kondisi ini, Universitas Lampung (Unila) segera mengambil langkah dengan menurunkan tim dari Fakultas Teknik, khususnya kelompok ahli Hidroteknik Teknik Sipil, untuk membantu mengatasi dampak banjir serta mencari solusi jangka panjang.

Rektor Unila, Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., dalam wawancara dengan media pada Sabtu, 18 Januari 2025, menjelaskan bahwa tim Hidroteknik Teknik Sipil Unila akan turun ke lapangan untuk melakukan penelusuran awal. “Tim ini akan melakukan wawancara dengan masyarakat mengenai kondisi drainase dan aliran air serta melakukan analisis teknis. Hasil temuan tersebut akan kami bahas dalam rapat pada Senin mendatang untuk memberikan masukan kepada Wali Kota Bandar Lampung,” ungkap Prof. Lusmeilia.

Selain memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, Unila juga mendata mahasiswa yang terkena dampak banjir untuk diberikan bantuan. “Kami sudah berdiskusi dengan jajaran pimpinan untuk memastikan bantuan ini sampai kepada mahasiswa dan masyarakat sekitar yang membutuhkan,” tambah Prof. Lusmeilia, yang juga merupakan alumnus program studi Teknik Sipil.

Rektor Unila juga mengajak berbagai disiplin ilmu untuk bekerja sama dalam menangani masalah banjir dengan pendekatan yang berbasis pada sosial masyarakat. Kepala LPPM Unila juga akan mendukung serta membiayai kegiatan ini sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat dan bentuk kepedulian Unila terhadap Kota Bandar Lampung.

Dr. Ahmad Herison, S.T., M.T., Kepala Program Studi S-2 Teknik Sipil Unila, menjelaskan bahwa banjir ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti curah hujan yang tinggi, sedimentasi, penumpukan sampah, tata guna lahan yang kurang baik, serta kapasitas drainase dan sungai yang tidak memadai. Ia menekankan pentingnya penataan yang terintegrasi untuk mengatasi masalah ini.

Untuk solusi jangka pendek, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah normalisasi drainase dan sungai, membersihkan serta memperbaiki saluran drainase dan sungai untuk memperlancar aliran air, pembangunan tanggul untuk melindungi kawasan pemukiman, serta penggunaan pompa dan bak penampungan air untuk mengurangi genangan air.

Sementara itu, untuk solusi jangka panjang, diperlukan perencanaan pembangunan kanal banjir, seperti kanal banjir di area Way Lunik dan Kota Karang untuk mengalirkan air langsung ke hilir, rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS), serta perbaikan tata guna lahan dan pengelolaan yang berkelanjutan. Selain itu, pengembangan sistem peringatan dini juga diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat sebelum banjir terjadi.

Ahmad juga menambahkan, Unila mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya mitigasi banjir, termasuk melalui edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan drainase dari sampah serta penghijauan di kawasan rawan banjir.

“Kerja sama masyarakat serta penerapan teknologi, seperti sistem pemantauan banjir, sangat penting untuk mengurangi dampak banjir di masa depan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan