Kades Hanura, Rio Remota Terima Penghargaan Spesial “Kades Inovatif Sahabat Media” dari Lampung7.com

JurnalKota.net – Pesawaran – Teluk Pandan – Dalam rangkaian perayaan HUT ke-11 Media Lampung7.com, Kepala Desa Hanura, Teluk Pandan, Rio Remota, S.P., menerima Penghargaan Spesial sebagai Kades Inovatif Sahabat Media sekaligus atas prestasinya membawa Hanura menjadi desa percontohan.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Pemimpin Redaksi Lampung7.com, Jeffri Noviansyah, mewakili Komisaris Utama, Drs. H. Aries Wijayanto dan Direktur PT Siger Lampung Inter Media, Arif Budi Sulistyo, SE., di Kantor Desa Hanura pada Rabu (13/8/2025). Penyerahan dilakukan di hadapan perangkat desa setempat dalam suasana hangat dan penuh apresiasi.

Kepala Desa Hanura, Rio Remota, S.P., bersama pemred LAMPUNG7.COM dan Panitia Dewan Pengurus Pusat Komite Pewarta Independen (DPP-KoPI).

Rio Remota mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan, dan menganggapnya sebagai bentuk dukungan moral untuk terus berinovasi dalam membangun desa.

“Terima kasih kepada Lampung7.com atas apresiasi ini. Penghargaan ini saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Hanura yang telah bekerja sama dan berkontribusi menjadikan desa ini maju dan inovatif lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Jeffri Noviansyah mengatakan bahwa penghargaan tersebut diberikan karena kepemimpinan Rio Remota dinilai mampu menghadirkan berbagai inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat, sekaligus menjalin hubungan baik dengan media sebagai mitra pembangunan.

“Pak Rio telah membawa Hanura menjadi desa percontohan dengan berbagai terobosan, dan tetap terbuka terhadap media. Ini merupakan bentuk kepemimpinan yang patut diapresiasi,” ungkapnya.

Penghargaan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-11 Lampung7.com, yang tahun ini mengusung tema “Momentum 11 Tahun Sinergitas Media, Lampung Kuat, Menuju Indonesia Emas 2045” dan semangat sinergi antara media, pemerintah, dan masyarakat demi kemajuan daerah. *

 

Puluhan Emak-Emak Gelar Aksi Damai di Kantor Dinas Pendidikan Pesawaran, Desak Perlindungan untuk Korban Perundungan

Pesawaran — Puluhan emak-emak yang menamakan diri sebagai Emak-Emak Peduli Pendidikan Pesawaran menggelar aksi damai di depan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran, Selasa (22/7). Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan dan protes terhadap dugaan perundungan yang dialami Gibran, siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Pesawaran.

Massa aksi membawa spanduk dan poster berisi tuntutan agar pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan, segera mengambil langkah nyata dalam menangani kasus perundungan tersebut dan memastikan perlindungan terhadap siswa.

Koordinator aksi, Weni Oktasari, menyatakan bahwa aksi ini adalah bentuk dukungan moral bagi korban serta desakan agar negara hadir melindungi anak-anak di lingkungan sekolah.

“Kami sudah dua kali menyampaikan persoalan ini kepada pihak Dinas Pendidikan. Kami ingin Gibran didampingi secara psikologis dan difasilitasi agar bisa kembali ke sekolah. Tapi hingga hari ini belum ada solusi yang konkret,” ujar Weni.

Ia menegaskan bahwa aksi ini juga menjadi representasi dari suara para ibu di Pesawaran yang menginginkan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan.

“Kami semua tentu masih teringat kasus tragis siswa SMA di Garut yang meninggal dunia karena tak kuat menanggung bullying. Jangan sampai kejadian serupa terjadi di Pesawaran. Gibran hingga kini masih trauma dan belum kembali ke sekolah,” tambahnya.

Momentum aksi ini bertepatan dengan peringatan menjelang Hari Anak Nasional. Para ibu mendesak agar pemerintah serius dalam menjalankan tanggung jawab perlindungan terhadap anak-anak.

“Anak-anak adalah masa depan bangsa. Mereka berhak tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan penuh kasih sayang. Kami minta pemerintah jangan tutup mata,” pungkas Weni.

Usai menyampaikan orasi, perwakilan peserta aksi diterima untuk berdialog langsung dengan pejabat Dinas Pendidikan. Aksi kemudian ditutup dengan tertib dan damai.

Puluhan Emak-Emak Desak Pemerintah Tangani Kasus Bullying di SMPN 19 Pesawaran

JurnalKota.net – Pesawaran : Puluhan emak-emak menggelar aksi damai di depan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran, Selasa (22/7/2025). Aksi ini merupakan bentuk protes dan keprihatinan atas dugaan perundungan yang dialami Gibran, siswa kelas 8 SMP Negeri 19 Pesawaran.

Para peserta aksi yang menamakan diri Emak-Emak Peduli Pendidikan Pesawaran ini membawa aspirasi sebagai orang tua, menuntut pemerintah hadir dan bertindak nyata dalam melindungi anak-anak dari kekerasan di lingkungan sekolah.

Koordinator aksi, Weni Oktasari, menyampaikan bahwa aksi ini adalah bentuk dukungan moral kepada Gibran sekaligus bentuk desakan kepada pemerintah agar segera mengambil langkah nyata.

“Sebelumnya kami sudah dua kali bertemu pihak Dinas Pendidikan. Kami sudah sampaikan bahwa Gibran harus didampingi dan difasilitasi agar kembali sekolah. Tapi sampai hari ini belum ada solusi dari pihak dinas maupun sekolah,” ujar Weni.

Ia menambahkan, kehadiran mereka bukan hanya sebagai bentuk keprihatinan, tetapi juga sebagai suara dari para ibu dan orang tua di Pesawaran yang ingin memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari perundungan.

“Kita semua tahu, masyarakat Indonesia tengah berduka atas kasus seorang siswa SMA di Garut yang meninggal dunia karena tidak tahan dibully. Jangan sampai hal serupa terjadi di Pesawaran. Gibran hingga saat ini masih belum kembali sekolah karena menjadi korban bullying,” lanjutnya.

Dalam momentum menjelang Hari Anak Nasional, para ibu ini berharap pemerintah benar-benar serius menangani isu perlindungan anak.

“Kami minta semua pihak, terutama pemerintah daerah, agar tidak abai. Anak-anak adalah masa depan kita, dan mereka berhak tumbuh di lingkungan yang sehat dan penuh kasih sayang,” pungkas Weni.

Usai menyampaikan orasi, perwakilan emak emak kemudian diterima oleh pihak Dinas Pendidikan untuk berdialog. Aksi kemudian ditutup dengan pembubaran massa secara tertib.*

Ratusan Masyarakat Adat Dan Paguyuban Tanjung Kemala Geruduk Gedung DPRD Pesawaran

PESAWARAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pesawaran berkomitmen untuk mendorong terlaksananya pengukuran ulang lahan…

Komisi IV DPRD Pesawaran Dampingi Anak Korban Kekerasan

Lampung, Pesawaran – Kekerasan terhadap anak kembali terjadi. Seorang bocah di bawah umur dianiaya guru ngaji karena dituduh mencuri. Kasus ini mendapat perhatian serius Ketua Komisi IV DPRD Pesawaran Muhammad Rinaldi dan sejumlah anggota komisi lainnya.

Tindakan main hakim sendiri ini bermula saat korban MRA (9) dipaksa kawan-kawannya untuk mencuri. Jika tidak mau, maka korban akan dimusuhi. Karena takut akhirnya korban masuk ke rumah seorang ustadz di sebuah pondok pesantren di Desa Negeri Sakti, Kabupaten Pesawaran.

Apes, saat masuk area pondok, korban tertangkap pemilik kawasan pondok pesantren. Seorang ustadz kalap. Korban digebuki hingga babak belur. Tak puas, korban disundut besi panas di punggung, perut dan tangannya. Korban juga dipaksa mengaku nyolong duit Rp 10 juta.

“Begitu dapat laporan tentang kasus penganiayaan anak di bawah umur ini, saya langsung berkoordinasi dengan ibu Maisuri. Saya minta tolong untuk mengawal kasusnya. Malam itu juga Alhamdulillah dinas langsung turun untuk pendampingan korban,” ujar Rinaldi saat ditemui di lokasi kejadian.

Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Pesawaran Maisuri bergerak cepat.

“Malam itu kami langsung kirim staf untuk dampingi korban ke rumah sakit melakukan visum. Saat ini sedang dilakukan BAP oleh pihak kepolisian untuk proses hukumnya. Kami juga siap memberikan bantuan konsultasi psikiater apabila dibutuhkan oleh korban,” jelas Maisuri.

Menanggapi ini, Sekretaris Komisi IV, Yasser Syamsurya Ryacudu sangat menyayangkan kasus kekerasan pada anak di bawah umur yang terjadi di pondok pesantren.

“Praktek main hakim sendiri seperti ini kan menyalahi aturan hukum, apalagi ini korbannya anak-anak yang masih bisa dibina dengan teguran,” ujar Yasser. Informasi yang diterima, pondok pesantren tersebut ternyata belum berizin. (*)